Selasa, 10 Maret 2015

Peribahasa Palembang




1.      Wenten njawo ado rezki ( Selama masih hidup maka seseorang akan tetap mendapat rezeki karena Allah Maha Pemurah )
2.      Bagai Pagar Nedo Tanaman ( Dikatakan kepada seseorang yang disuruh menjada sesuatu, justru dia yang mengambil jagaannya tersebut )
3.      Padem Siyos Tumbuh Seribu ( Mati satu tumbuh seribu )
4.      Seperti Iwak Jero Banyu ( Seperti ikan dalam air )
5.      Sakit Menimpo Nyesel Terlambat ( Sakit menimpa, sesal terlambat )
6.      Masak Dijabo Mentah di Jero ( Kelihatan dari tampak luar seperti orang baik-baik, padahal kenyataannya )
7.      Karena Mulut Badan Binaso ( Karena mulut badan binasa )
8.      Menanggok Di Banyu Butek ( Menangguk air di air keruh )
9.      Kaki Naek Kepalak Turun ( Sangat sibuk sekali )
10.   Membaso Muko dengan Banyu ludah ( Berusaha memperbaiki kesalahan dengan perbuatan yang justru menambah kesalahan lagi )
11.  Mati Iwak Kareno Umpan, Mati Kulo Karena Budi ( Orang dapat saja terbujuk kata manis/rayuan hingga beroleh celaka )
12.  Seperti Agam Mengeram Telok ( Dikatakan kepada perempuan yang elok rupanya dan bersikap menajak – ajak )
13.  Seperti Niup Api di Pucuk Banyu  ( Mengerjakan pekerjaan yang hampir tak ada harapan untuk selesai )
14.  Menjilat Banyu Ludah Dewek ( Menerima kembali sesuatu yang dahulu pernah ditolak ) 
15.  Uwong mudo Menanggung Rindu, Uwong Tuo Menanggung Ragam ( Menjadi orang tua harus senantiasa sabar )
16.  Luko di Tangan Karena Ladeng, Luko di hati Karena Kato ( Berhati – hatilah dalam berkata – kata, karena dapat melukai perasaan orang lain )
17.  Malu Betakon, Nyasar Dijalan ( Malu Bertanya Sesat Dijalan )
18.  Guru Kencing Tecancang, Murid Kencing Berlari ( Bahwa sesuatu hal yang buruk, akan ditiru oleh orang lain dengan lebih buruk )
19.  Musuh Jero Kemul ( Diantara teman sendiri tanpa sepengatahuan kita ada yang sebenarnya menjadi musuh )
20.  Sambil Nyelem Minum Banyu ( Melakukan beberapa pekerjaan dalam sekali waktu )
21.  Seperti Cacing Kepanasan ( Sangat resah gelisah, tidak tenang )
22.  Seperti Niup di Atas Banyu ( Menurut saja kehendak orang lain tanpa membantah karena bodoh atau karena tidak berdaya melawan )
23.  Di Mano bumi dipihak di sano langit dijunjung ( jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat )
24.  Buah yang manis biasanya berulat ( kata – kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan
25.  Tidok bertilam pasir ( Sangat miskin, tidak mempunyai rumah dan harta benda )















4 komentar: